Ass Wr Wb.
Para sahabat yang dirahmati Allah Swt.
Penggunaan
kalender Islam, sepertinya masih sebatas pelengkap di negeri ini. Tak
begitu mengherankan jika pergantian Tahun Baru Hijriah gregetnya masih
kurang dirasakan di tengah masyarakat kebanyakan. Apalagi, masyarakat
Indonesia yang mayoritas Muslim saja cenderung lebih "memiliki" Tahun
Baru Masehi dibandingkan Tahun Baru Islam.
Karena itulah,
pergantian Tahun Baru Hijriah perlu disongsong oleh umat Islam. Namun,
bukan dalam arti hura-hura atau sebatas seremonial atau sejenisnya.
Sebaliknya, momen tersebut harus diisi dengan adanya perubahan perilaku.
Apalagi kan, kata hijrah itu mengandung arti perpindahan dari sesuatu
ke sesuatu lain yang lebih baik.
Apalagi, lanjutnya, kalau
mengacu pada hadis Rasul Muhammad saw yang menyebutkan barang siapa
yang hari ini (amalnya) sama dengan hari kemarin maka dia merugi. Barang
siapa yang (amalnya) hari ini lebih jelek dari kemarin, maka akan
dilaknat, sedangkan yang disebut beruntung adalah mereka yang amalannya
hari ini lebih baik dari amalan hari kemarin. "Ini berarti, kita harus
terus berupaya agar setiap harinya harus lebih baik dari sebelumnya. Itu
yang harus jadi dasar pemikiran pada pergantian Tahun Baru Hijriah
ini."
Masyarakat kita ini nyaris melupakan perayaan Tahun
Baru Islam. Karena tahun baru yang mereka ingat itu cenderung dimiliki
oleh tahun Masehi. Padahal, tahun baru yang dimiliki umat Islam itu
adalah Tahun Baru Madaniah. Karena itulah, kesadaran masyarakat tentang
Tahun Baru Islam harus dibangkitkan. "Untuk itu, yang harus diingatkan
kepada umat bahwa kita mempunyai Tahun Baru Hijriah yang harus
diperingati secara besar-besaran. Namun, besar-besaran dalam hal ini
adalah semangatnya, bukan hura-huranya."
Karena itulah,
perayaan Tahun Baru Islam ini hendaknya diselenggarakan oleh setiap
dewan masjid dalam rangka syiar Islam dan membangkitkan semangat umat
untuk mengingat sejarah. Apalagi, Tahun Baru Islam merupakan sejarah
bagi kebangkitan Islam. Sejarah itu dimulai ketika Nabi Muhammad saw
hijrah dari Mekah ke Madinah dengan membangun Masjid Kuba dan Madinah.
Kemudian, memfungsikan masjid itu sebagai tempat kehidupan umat, baik
itu untuk ibadah ritual atau pun sosial.
Untuk
membangkitkan kembali semangat umat tersebut, ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain meningkatkan fondasi keimanan umat itu
sendiri. Semakin kuat fondasi iman seseorang maka akan menciptakan
kesalehan ritual dalam kehidupan sehari-harinya.
Kesalehan
ritual ini harus pula direfleksikan dalam hubungan antarmanusia
(hablumminannas) sehingga akan menciptakan apa yang disebut kesalehan
sosial di tengah masyarakat. Kesalehan sosial ini akan tercermin pada
ahlakul karimah yang diperlihatkan masing-masing orang.
Selain
itu, pergantian tahun ini harus dijadikan semangat untuk introspeksi
diri, mengganti kejelekan dengan kebaikan, tingkatkan etos kerja dan
menumbuhkan semangat untuk maju. Dalam kehidupan rutin (sehari-hari),
norma dan "bahasa" agama harus menyatu dengan kehidupan alamiah.
Semoga Beerrrmanfa'at
Wass
@didikpare
Tidak ada komentar:
Posting Komentar