Minggu, 27 Desember 2015

Happy New Year 1937H

Ass Wr Wb.
Para sahabat yang dirahmati Allah Swt.

Penggunaan kalender Islam, sepertinya masih sebatas pelengkap di negeri ini. Tak begitu mengherankan jika pergantian Tahun Baru Hijriah gregetnya masih kurang dirasakan di tengah masyarakat kebanyakan. Apalagi, masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim saja cenderung lebih "memiliki" Tahun Baru Masehi dibandingkan Tahun Baru Islam.
Karena itulah, pergantian Tahun Baru Hijriah perlu disongsong oleh umat Islam. Namun, bukan dalam arti hura-hura atau sebatas seremonial atau sejenisnya. Sebaliknya, momen tersebut harus diisi dengan adanya perubahan perilaku. Apalagi kan, kata hijrah itu mengandung arti perpindahan dari sesuatu ke sesuatu lain yang lebih baik.

Apalagi, lanjutnya, kalau mengacu pada hadis Rasul Muhammad saw yang menyebutkan barang siapa yang hari ini (amalnya) sama dengan hari kemarin maka dia merugi. Barang siapa yang (amalnya) hari ini lebih jelek dari kemarin, maka akan dilaknat, sedangkan yang disebut beruntung adalah mereka yang amalannya hari ini lebih baik dari amalan hari kemarin. "Ini berarti, kita harus terus berupaya agar setiap harinya harus lebih baik dari sebelumnya. Itu yang harus jadi dasar pemikiran pada pergantian Tahun Baru Hijriah ini."

Masyarakat kita ini nyaris melupakan perayaan Tahun Baru Islam. Karena tahun baru yang mereka ingat itu cenderung dimiliki oleh tahun Masehi. Padahal, tahun baru yang dimiliki umat Islam itu adalah Tahun Baru Madaniah. Karena itulah, kesadaran masyarakat tentang Tahun Baru Islam harus dibangkitkan. "Untuk itu, yang harus diingatkan kepada umat bahwa kita mempunyai Tahun Baru Hijriah yang harus diperingati secara besar-besaran. Namun, besar-besaran dalam hal ini adalah semangatnya, bukan hura-huranya."

Karena itulah, perayaan Tahun Baru Islam ini hendaknya diselenggarakan oleh setiap dewan masjid dalam rangka syiar Islam dan membangkitkan semangat umat untuk mengingat sejarah. Apalagi, Tahun Baru Islam merupakan sejarah bagi kebangkitan Islam. Sejarah itu dimulai ketika Nabi Muhammad saw hijrah dari Mekah ke Madinah dengan membangun Masjid Kuba dan Madinah. Kemudian, memfungsikan masjid itu sebagai tempat kehidupan umat, baik itu untuk ibadah ritual atau pun sosial.

Untuk membangkitkan kembali semangat umat tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain meningkatkan fondasi keimanan umat itu sendiri. Semakin kuat fondasi iman seseorang maka akan menciptakan kesalehan ritual dalam kehidupan sehari-harinya.

Kesalehan ritual ini harus pula direfleksikan dalam hubungan antarmanusia (hablumminannas) sehingga akan menciptakan apa yang disebut kesalehan sosial di tengah masyarakat. Kesalehan sosial ini akan tercermin pada ahlakul karimah yang diperlihatkan masing-masing orang.

Selain itu, pergantian tahun ini harus dijadikan semangat untuk introspeksi diri, mengganti kejelekan dengan kebaikan, tingkatkan etos kerja dan menumbuhkan semangat untuk maju. Dalam kehidupan rutin (sehari-hari), norma dan "bahasa" agama harus menyatu dengan kehidupan alamiah.


Semoga Beerrrmanfa'at
Wass

@didikpare

Tidak ada komentar:

Posting Komentar