Minggu, 27 Desember 2015

StandUp Comedy : Genre yang sedang naik daun


StandUp Academy Indosiar Sebuah Koalisi dan Fusi ‘The Television Type’ Teori Kultivasi


Sebuah gelaran comedy dengan genre StandUp Comedy mengusung nama StandUp Acedemy telah selesai digelar di televisi Indosiar, dalam gelaran ini diawali dengan pemilihan talent atau bisa disebut dengan Audisi kemudian diadakan pelatihan dan dilanjutkan dengan penampilan melalui layar kaca dengan menggunakan sistim kompetisi penuh. StandUp Academy tergolong sebuah mata acara yang mempunyai akselerasi yang sangat bagus dimana dalam 24 episode dibuka dengan share di angka belasan (eps. 1) dan ditutup dengan megah dengan rating/share yang membanggakan yaitu 6,4/34,4 yang sekaligus ikut menghantar Indiosiar menjadi TV Nomor 1.

Dalam perkembangan acara komedi di Indonesia dalam sajiannya sering menggunakan teori Fusi yaitu memadukan beberapa kelompok comedian maupun perorangan kemudian di blend hingga benar2 menyatu dan memunculkan sesuatu yang baru dan hilanglah elemen elemen kelompok maupun perorangan tersebut, sebagai misal kelompok Srimulat digabung dengan comedian lain maka ngeblend jadilah Ketoprak Humor, kemudian Sule, Parto, Andre Taulany dan Azis Gagab ngeblend menjadi OVJ.

Lain halnya dengan StandUp Academy Indosiar tidak melakukan Fusi namun sebatas Koalisi yang mana elemen elemen yang ada tidak hilang, mereka tetap ada dengan nama, gaya dan kapasitas masing masing , dengan tetap eksisnya mereka ini justru membuat acara ini menjadi lebih menarik karena bisa menampilkan beragam cara dan gaya comedy, jadi tidak hanya menjual StandUp Comedy Saja namun ada elemen elemen lain yg menonjol yaitu elemen Host yang di gawangi Oleh Gading Martin, Andhika dan Gilang Dirga, Elemen Juri yang diisi oleh Abdel, Eko Patrio, Radityadika, Soimah dan beberapa Juri tamu secara bergantian dan ada pula elemen Mentor yang merupakan praktisi StandUp Comedy yang terdiri dari Arief Didu, Isman Hs, Daned, Mosidik dan Gilang Bhaskara.

Dalam Teori Kultivasi dijelaskan bahwa pada dasarnya ada 2 (dua) tipe penonton televisi yang mempunyai karakteristik yang saling bertentangan/bertolak belakang, yaitu (1) para pecandu/penonton fanatic (heavy viewers) adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya. Kelompok penonton ini sering juga disebut sebagai khalayak ‘the television type”, serta 2 (dua) adalah penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya. Dan teori kultivasi ini berlaku terhadap para pecandu / penonton fanatik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya.

Dengan kenyataan yang ada pada StandUp Academy ini dengan akselerasi dan perolehan Rating dan Share yang tergolong cepat dan tinggi maka bolehlah berprasangka bahwa StandUp Academy telah mampu mematahkan sebagian teori kultivasi yaitu 2 dua karakteristik penonton televisi yang bertolak belakang yaitu heavy viewers dan light viewers telah ngeblend dan duduk bareng dalam ruang ‘the television type”. (@didikpare)


Sebuah gelaran comedy dengan genre StandUp Comedy mengusung nama StandUp Acedemy telah selesai digelar di televisi Indosiar, dalam gelaran ini diawali dengan pemilihan talent atau bisa disebut dengan Audisi kemudian diadakan pelatihan dan dilanjutkan dengan penampilan melalui layar kaca dengan menggunakan sistim kompetisi penuh. StandUp Academy tergolong sebuah mata acara yang mempunyai akselerasi yang sangat bagus dimana dalam 24 episode dibuka dengan share di angka belasan (eps. 1) dan ditutup dengan megah dengan rating/share yang membanggakan yaitu 6,4/34,4 yang sekaligus ikut menghantar Indiosiar menjadi TV Nomor 1. Dalam perkembangan acara komedi di Indonesia dalam sajiannya sering menggunakan teori Fusi yaitu memadukan beberapa kelompok comedian maupun perorangan kemudian di blend hingga benar2 menyatu dan memunculkan sesuatu yang baru dan hilanglah elemen elemen kelompok maupun perorangan tersebut, sebagai misal kelompok Srimulat digabung dengan comedian lain maka ngeblend jadilah Ketoprak Humor, kemudian Sule, Parto, Andre Taulany dan Azis Gagab ngeblend menjadi OVJ. Lain halnya dengan StandUp Academy Indosiar tidak melakukan Fusi namun sebatas Koalisi yang mana elemen elemen yang ada tidak hilang, mereka tetap ada dengan nama, gaya dan kapasitas masing masing , dengan tetap eksisnya mereka ini justru membuat acara ini menjadi lebih menarik karena bisa menampilkan beragam cara dan gaya comedy, jadi tidak hanya menjual StandUp Comedy Saja namun ada elemen elemen lain yg menonjol yaitu elemen Host yang di gawangi Oleh Gading Martin, Andhika dan Gilang Dirga, Elemen Juri yang diisi oleh Abdel, Eko Patrio, Radityadika, Soimah dan beberapa Juri tamu secara bergantian dan ada pula elemen Mentor yang merupakan praktisi StandUp Comedy yang terdiri dari Arief Didu, Isman Hs, Daned, Mosidik dan Gilang Bhaskara. Dalam Teori Kultivasi dijelaskan bahwa pada dasarnya ada 2 (dua) tipe penonton televisi yang mempunyai karakteristik yang saling bertentangan/bertolak belakang, yaitu (1) para pecandu/penonton fanatic (heavy viewers) adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya. Kelompok penonton ini sering juga disebut sebagai khalayak ‘the television type”, serta 2 (dua) adalah penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya. Dan teori kultivasi ini berlaku terhadap para pecandu / penonton fanatik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/didikya/standup-academy-indosiar-sebuah-koalisi-dan-fusi-the-television-type-teori-kultivasi_5647dccecf7e617d0e3fb9da
Sebuah gelaran comedy dengan genre StandUp Comedy mengusung nama StandUp Acedemy telah selesai digelar di televisi Indosiar, dalam gelaran ini diawali dengan pemilihan talent atau bisa disebut dengan Audisi kemudian diadakan pelatihan dan dilanjutkan dengan penampilan melalui layar kaca dengan menggunakan sistim kompetisi penuh. StandUp Academy tergolong sebuah mata acara yang mempunyai akselerasi yang sangat bagus dimana dalam 24 episode dibuka dengan share di angka belasan (eps. 1) dan ditutup dengan megah dengan rating/share yang membanggakan yaitu 6,4/34,4 yang sekaligus ikut menghantar Indiosiar menjadi TV Nomor 1. Dalam perkembangan acara komedi di Indonesia dalam sajiannya sering menggunakan teori Fusi yaitu memadukan beberapa kelompok comedian maupun perorangan kemudian di blend hingga benar2 menyatu dan memunculkan sesuatu yang baru dan hilanglah elemen elemen kelompok maupun perorangan tersebut, sebagai misal kelompok Srimulat digabung dengan comedian lain maka ngeblend jadilah Ketoprak Humor, kemudian Sule, Parto, Andre Taulany dan Azis Gagab ngeblend menjadi OVJ. Lain halnya dengan StandUp Academy Indosiar tidak melakukan Fusi namun sebatas Koalisi yang mana elemen elemen yang ada tidak hilang, mereka tetap ada dengan nama, gaya dan kapasitas masing masing , dengan tetap eksisnya mereka ini justru membuat acara ini menjadi lebih menarik karena bisa menampilkan beragam cara dan gaya comedy, jadi tidak hanya menjual StandUp Comedy Saja namun ada elemen elemen lain yg menonjol yaitu elemen Host yang di gawangi Oleh Gading Martin, Andhika dan Gilang Dirga, Elemen Juri yang diisi oleh Abdel, Eko Patrio, Radityadika, Soimah dan beberapa Juri tamu secara bergantian dan ada pula elemen Mentor yang merupakan praktisi StandUp Comedy yang terdiri dari Arief Didu, Isman Hs, Daned, Mosidik dan Gilang Bhaskara. Dalam Teori Kultivasi dijelaskan bahwa pada dasarnya ada 2 (dua) tipe penonton televisi yang mempunyai karakteristik yang saling bertentangan/bertolak belakang, yaitu (1) para pecandu/penonton fanatic (heavy viewers) adalah mereka yang menonton televisi lebih dari 4 jam setiap harinya. Kelompok penonton ini sering juga disebut sebagai khalayak ‘the television type”, serta 2 (dua) adalah penonton biasa (light viewers), yaitu mereka yang menonton televisi 2 jam atau kurang dalam setiap harinya. Dan teori kultivasi ini berlaku terhadap para pecandu / penonton fanatik, karena mereka semua adalah orang-orang yang lebih cepat percaya dan menganggap bahwa apa yang terjadi di televisi itulah dunia senyatanya. Dengan kenyataan yang ada pada StandUp Academy ini dengan akselerasi dan perolehan Rating dan Share yang tergolong cepat dan tinggi maka bolehlah berprasangka bahwa StandUp Academy telah mampu mematahkan sebagian teori kultivasi yaitu 2 dua karakteristik penonton televisi yang bertolak belakang yaitu heavy viewers dan light viewers telah ngeblend dan duduk bareng dalam ruang ‘the television type”. (@didikpare)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/didikya/standup-academy-indosiar-sebuah-koalisi-dan-fusi-the-television-type-teori-kultivasi_5647dccecf7e617d0e3fb9da
StandUp Academy Indosiar Sebuah Koalisi dan Fusi ‘The Television Type’ Teori Kultivasi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/didikya/standup-academy-indosiar-sebuah-koalisi-dan-fusi-the-television-type-teori-kultivasi_5647dccecf7e617d0e3fb9da
StandUp Academy Indosiar Sebuah Koalisi dan Fusi ‘The Television Type’ Teori Kultivasi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/didikya/standup-academy-indosiar-sebuah-koalisi-dan-fusi-the-television-type-teori-kultivasi_5647dccecf7e617d0e3fb9da
StandUp Academy Indosiar Sebuah Koalisi dan Fusi ‘The Television Type’ Teori Kultivasi

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/didikya/standup-academy-indosiar-sebuah-koalisi-dan-fusi-the-television-type-teori-kultivasi_5647dccecf7e617d0e3fb9da

Tidak ada komentar:

Posting Komentar